TUGAS
KLIMATOLOGI
“
PENGARUH IKLIM TERHADAP KESEHATAN “
![](file:///C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Dosen
Pengajar :
Drs.
H. Sidharta Adyatma, M. Sc
Dr.
Deasy Arisanty, M. Si
Disusun
Oleh :
Eli
Dwi Ismawati A1A513001
JURUSAN
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perubahan
iklim terjadi di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan perubahan pola
curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian
iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius
perubahan iklim yang dihadapi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Strategi
antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan aspek
kunci yang harus menjadi rencana strategis dalam rangka menyikapi perubahan
iklim. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kesehatan terhadap iklim saat ini dan yang akan mendatang.
Upaya yang
sistematis dan terintegrasi, serta komitmen dan tanggung jawab bersama yang
kuat dari berbagai pemangku kepentingan sangat diperlukan guna untuk menyelamatkan
sektor kesehatan di kalanhgan masyarakat pada umumnya.
B. Rumusan
Masalahh
1. Apakah
yang dimaksud dengan iklim ?
2. Apa pengaruh iklim terhadap sektor kesehatan ?
3. Apa
dampak dari perubahan iklim terhadap sektor kesehatan ?
C. Tujuan
1. Penyelesaian
tugas kelompok klimatologi tentang pengaruh iklim terhadap sektor kesehatan.
2. Mengetahui
dan mengerti apa yang dipengaruhi kesehatan terhadap iklim.
3. Untuk
menambah wawasan maupun ilmu pengetahuan secara lebih luas mengenai pengaruh
iklim terhadap sektor kesehatan.
D. Ruang
Lingkup
Dalam Penyusunan Makalah ini hanya
memaparkan atau menampilkan apa pengaruh iklim terhadap sektor kesehatan serta
dengan contoh wilayah yaitu di Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Iklim adalah suatu
kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat,
diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai
30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang
kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan
faktor produksi yang sangat sulit dikendalikan. Dalam praktik iklim adalah
keadaan rata-rata cuaca di suatu daerah yang luas dalam jangka waktu yang
lama.Karena iklim berlaku tetap, maka penelitian tentang iklim dilakukan
dengan, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai
engan kebutuhan,kalaupun bisa memerlukan biaya dan teknologi yang tinggi.
Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi.
Perubahan iklim adalah perubahan
variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun
(inter centenial).
Disamping itu harus dipahami bahwa
perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya
yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi
perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol
dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan
iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem
seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan
El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal)
tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global. Kegiatan manusia yang
dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di
atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4),
dan nitrous oksida (N2O).
B.
Pengaruh Iklim terhadap
Sektor Kesehatan
Perubahan
cuaca indonesia yang eksrem telah berlangsung cukup lama. sulitnya
memprediksi cuaca indonesia menyebabkan banyak kerugian diberbagai
sektor, nelayan kesulitan berlayar, petani gagal panen, transportasi angkutan
laut terhambat dan masih banyak lagi kerugian - kerugian akibat perubahan
cuaca indonesia yang eksrem.
BMG ( Badan
Meteorologi dan Geofisika ) indonesia sebagai lembaga yang mengelola dan sumber
informasi mengenai perubahan cuaca indonesia sangat berperan penting dalam
memberikan informasi keadaan cuaca di seluruh wilayah guna kelancaran
diberbagai sektor, baik penerbangan, pelayaran, pertanian dan lain-lain.
Keterbatasan sarana teknologi dan informasi sebagai penyebab utama terhambatnya
pemberitahuan dini mengenai berbagai perubahan cuaca indonesia. Misalkan saja
akan terjadinya angin kencang disuatu wilayah, atau badai besar dilaut. Jika
saja teknologi yang dimiliki negara kita sudah berkembang dengan baik, sarana
informasi dapat dengan cepat tersebar keberbagai pelosok negri mungkin akan
sedikit sekali resiko terjadinya malapetaka. Para nelayan akan dari jauh-jauh
hari melaut mengumpulkan buat bekal bilamana terjadinya angin kencang, petani
bercocok tanam disesuaikan dengan kondisi alam, penerbangan sudah pasti tahu
sejak dini karena sarana teknologi dan informasinya sudah memadai.
Cuaca indonesia sangat mempengaruhi kondisi roda
perekonomi, lihat saja pada musim kemarau banyak sekali sawah-sawah kekeringan,
kebakaran hutan, ladang pada gersang. Pada musim penghujan terjadi sebaliknya.
Perubahan cuaca ekstrem dan kesehatan dari musim kemarau ke musim hujan, dari
udara panas menyengat berubah menjadi dingin den lembap. Saat pergantian musim
terjadi, tubuh akan beradaptasi untuk menghadapi perubahan musim yang terjadi.
Kondisi seperti inilah yang kemudian menimbulkan ketidaknyamanan dan membuat
tubuh mudah terserang penyakit. Musim pancaroba diawali hujan yang tidak
merata. Namun di beberapa tempat masih tetap berdebu dan berudara panas. Debu dan
kotoran yang masih di tempat yang panas ini mudah diterbangkan angin ke tempat
lain. Debu inilah yang menjadi penyebab penyakit.
Di musim ekstrem ini, mereka yang tidak memiliki daya
tahan tubuh kurang maksimal sangat rentan terinfeksi penyakit. Terdapat 3
kategori yang rentan terinfeksi penyakit di musim pancaroba ini yaitu golongan
lansia di atas 70 tahun, anak-anak kecil, dan mereka yang memiliki penyakit
kronis.
Berikut adalah beberapa penyakit yang muncul di
karenakan cuaca ekstrem dan seringkali menyerang balita antara lain:
Ø
Influenza (Flu)
Penyakit ini paling sering muncul saat cuaca ekstrem.
Virus ini menyerang pertahanan tubuh manusia. Bila kita tidak maksimal menjaga
daya tahan tubuh balita dengan baik, penyakit ini mudah sekali menyerang. Meskipun
penyakit ini tidak berbahaya namun tetap saja dapat mengganggu kenyamanan si
kecil. Balita akan rewel sepanjang hari karena tubuhnya lesu, meriang, pilek
atau batuk. Biasanya diawali dengan demam (bisa mencapai 39,9 derajat Celsius)
Ø
ISPA ( Infeksi Saluran Pernapasan
Akut)
Penyakit Saluran Pernafasan merupakan salah satu
penyakit yang biasa diderita balita di musim pancaroba ini. Penyakit ini
didahului dengan demam (37,4 – 39,4 derajat Celsius) dan menyerang sistem
pernapasan.
ISPA dibedakan menjadi dua, yaitu:
·
Penyakit saluran pernapasan bagian
atas.
Gejalanya lebih ringan seperti batuk pilek. Namun pada
kasus tertentu gejala serius bisa saja terjadi yaitu demam yang agak tinggi
(pada radang tenggorok) dan toksemia atau keracunan (pada difteri).
·
Penyakit saluran pernapasan bagian
bawah.
Gangguan pernapasan ini antara lain bronkopneumonia,
yaitu radang paru-paru yang berasal dari cabang-cabang tenggorokan yang
mengalami infeksi. Selain itu bronkioetitis, yaitu infeksi serius pada cabang
terakhir saluran napas yang berdekatan dengan jaringan paru-paru.
Ø
Penyakit Saluran Cerna
Di musim ekstrem ini, penyakit saluran cerna, antara
lain diare paling sering terjadi. Penyakit ini disebabkan kuman atau virus yang
mencemari makanan dan minuman yang dikonsumsi balita. Penyakit ini ditandai
dengan frekwensi buang air yang cair, mual dan muntah yang biasanya disertai
demam, sakit kepala dan mulas-mulas. Yang dikhawatirkan adalah terjadi
komplikasi diare seperti dehidrasi, yakni kekurangan cairan dan elektrolit yang
bisa memicu kematian.
Ø
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Virus DBD ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
yang berkembang biak di air jernih. Nyamuk ini biasanya bertelur pada
genangan-genangan air hujan, seperti pada ban bekas, pot bunga ataupun pelepah pohon
palem.
Ø
Asma
Perubahan cuaca ekstrem juga bisa memicu reaksi
hipersensitivitas pada saluran napas. Akibat yang bisa terjadi adalah serangan
sesak napas atau asma. Penyakit ini ditandai dengan napas yang berbunyi. Asma
memang tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol agar tidak kambuh sekalipun
pada musim pancaroba.
Ø
Gangguan Kulit
Di musim ini, gangguan kulit pada balita berupa alergi
kulit juga sering terjadi. Penyebabnya, selain diakibatkan perubahan cuaca yang
drastis, juga karena si kecil suka sekali bermain hujan-hujanan. Akibatnya
kulitnya tercemar zat-zat tertentu yang membuatnya alergi.
Ø
Sakit Mata
Penyakit ini umumnya disebabkan sumber air yang
tercemar yang dapat menimbulkan peradangan. Cuaca buruk karena banyaknya kuman
akibat polusi bisa menjadi pemicu mata merah. Penyakit mata ini berawal dari
mata berair, mata merah, kotoran mata berlebih disertai gatal.
C. Dampak
perubahan Iklim terhadap kesehatan
Pemanasan
global dan perubahan iklim disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
di atmosfer yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Perubahan
iklim umumnya ditandai oleh perubahan temperatur, pola curah hujan, permukaan
laut dan intensitas kejadian ekstrim. Perubahan iklim mempengaruhi semua orang
karena hidup kita terhubung ke iklim. (EPA, 2013). WHO (2003) menyatakan bahwa
perubahan iklim global akan mempengaruhi kesehatan manusia melalui baik secara
langsung maupun tidak langsung. Demikian pula, dampaknya akan bervariasi
tergantung pada kondisi geografis, lingkungan, topografi dan kerentanan
penduduk. Hal ini terjadi karena perubahan iklim akan mengganggu atau mengubah
berbagai macam sistem ekologi dan fisik alami yang merupakan bagian integral
dari sistem pendukung kehidupan bumi. Dampak perubahan iklim pada manusia
antara lain:
Badai dan
banjir. Peristiwa cuaca ekstrim berarti berpotensi
menimbulkan kematian dan luka yang disebabkan oleh badai dan banjir. Selain
itu, banjir dapat diikuti oleh wabah penyakit, seperti kolera, terutama ketika
layanan air dan sanitasi rusak atau hancur.
Panas. Gelombang
panas, terutama di perkotaan, secara langsung dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas, terutama pada manusia usia lanjut yang memiliki riwayat penyakit
jantung atau pernapasan. Selain gelombang panas, suhu yang lebih tinggi dapat
meningkatkan ground-level ozone dan mempercepat mulainya musim serbuk
sari yang berkontribusi terhadap serangan asma.
Biologi
vektor. Perubahan suhu dan pola curah hujan mengubah
distribusi geografis vektor serangga yang menyebarkan penyakit menular seperti
malaria dan demam berdarah.
Polusi udara. Polusi
udara terkait dengan konsumsi energi dan sistem transportasi. Polusi udara
menyebabkan beberapa masalah utama kesehatan masyarakat seperti polusi udara
luar ruangan (800.000 kematian global tahunan); kecelakaan lalu lintas (1,2
juta kematian tahunan), aktivitas fisik (1,9 juta kematian), dan polusi udara
dalam ruangan (1,5 juta kematian tahunan).
Ketersediaan
pangan. Ketersediaan pangan menjadi masalah berat di
negara-negara yang populasinya besar dan bergantung pada pertanian tadah hujan.
Kekurangan gizi sebagian besar disebabkan oleh kekeringan periodik dan
menyebabkan 3,5 juta kematian setiap tahun.
Kerentanan
sosial. Populasi yang paling rentan adalah penduduk yang
tinggal di pedalaman negara berkembang, daerah pegunungan, daerah sulit air,
kota-kota besar dan daerah pesisir di negara berkembang dan juga orang-orang
miskin dan mereka yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan. Hal
ini terlihat pada 70.000 kematian akibat gelombang panas di Eropa pada tahun
2003, atau kematian akibat malaria baru di dataran tinggi Afrika Tengah yang
sebagian besar korbannya adalah anak-anak, perempuan, dan manusia usia lanjut
dari keluarga miskin yang tinggal di daerah yang secara geografis beresiko
tinggi.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam kesehatan. Perubahan iklim terjadi
di berbagai belahan dunia, sehingga menyebabkan perubahan pola curah hujan,
kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim
ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan
iklim yang dihadapi masyarakat dunia.
Perubahan iklim adalah perubahan
variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara
berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun
(inter centenial).
Beberapa penyakit yang muncul di karenakan cuaca
ekstrem dan seringkali menyerang balita antara lain: Influenza (Flu), ISPA (
Infeksi Saluran Pernapasan Akut), Penyakit Saluran Cerna, Demam Berdarah Dengue
(DBD), Asma, Gangguan Kulit, dan Sakit Mata.
B. Kritik
dan Saran
Segala
puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang , sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGARUH IKLIM TERHADAP KESEHATAN “.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang membangun bagi pembaca agar
penulis dapat memperbaikinya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
maupun kami sebagai penulis. Amin ...
DAFTAR
PUSTAKA
Hadi Firman (2013) .Adaptasi perubahan iklim. From http://m.kompasiana.com/post/read/579827/2,
03 Mei 2014
Anonim (2014).pengaruh cuaca terhadap kesehatan. From http://www.slideshare.net/raisindikri/laporan-kelompok-pengaruh-cuaca-terhadap-kesehatan,
01 April 2014
Riki Hidayat (2014).masalah iklim pada sektor kesehatan. From http://rikihidayathidayat.blogspot.com/2012/04/masalah-iklim-pada-sektor-kesehatan.html#close, 03 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar